27.8.08

Musik Underground di Indonesia Menurut Kami...

Perkembangan Musik Underground di Indonesia sangat pesat. dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, mereka (baca: Underground’ers) berkembang dan makin berkembang. sebut saja dari berbagai aliran, seperti Ska; SkaCore; Punk; Punk Melodic; Metal; Black Metal; Death Metal; Hip-Metal; Hardcore; Grunge; Alternative; dan lain-lain. Penguasaan alat, materi lagu dan penampilan menjadi kunci / modal dasar para Underground’ers tersebut.

jika saya diminta pendapatnya, pilih mana, Musik Indie Label or Major Label? saya tentu akan memilih Musik Indie Label. Karena, mereka dapat dengan leluasa mengeluarkan lirik-lirik yang lebih berkualitas daripada dengan musik-musik Major Label sekarang ini yang notabene hanya untuk mencari keuntungan semata tanpa mempedulikan masa depan si Band tersebut. dengan Indie Label mereka tidak dikejar-kejar target seperti di Major Label. dengan Indie Label, mereka akan mendekati kesempurnaan dalam menciptakan lirik serta irama dalam lagu.
Banyak musisi dari Indie Label yang pindah jalur ke Major, tetapi kenyataannya setelah itu, mereka hanya menelorkan 1-2 album tok, setelah itu, mereka tidak kedengaran lagi batang hidung dan kupingnya. yang lebih parah lagi, mereka dapat pindah jalur (baca; aliran musik) demi keuntungan yang harus mereka dapat yang mana semua nya itu (termasuk lirik, lagu dan lain-lain) di kontrol oleh si Major Label tersebut. *DAMN ..!! menipu diri sendiri*

terus terang, perkembangan musisi Underground di Indonesia sangat bagus, hanya saja kurang perhatiannya dari Major-major Label yang hanya mencari keuntungan semata. Banyak dari mereka-mereka yang menurut saya bagus dan mungkin dapat disejajarkan dengan Undergorunds Musik di luar negeri. Tetapi ada juga Perusahaan-perusahaan Indie Label yang mensponsori mereka. karena mereka perduli akan perkembangan musisi Undergorund di Indonesia ini.

Keep like a Fox!!! Keep Underground!!!

Musik Underground sebagai media Pembangkangan Kaum Muda

Musik adalah seni, bila orang awam yang menilainya. Kadang ada juga yang berpikir tanpa melihat atau peduli jenis musik apa yang akan dimainkan atau apa konsep musiknya. Tapi buat orang-orang yang menamakan dirinya atau sering disebut dengan komunitas underground, arti musik buat mereka tidak hanya sebatas itu. Memang mereka juga menganggap musik sebagai sebuah karya seni, tapi selain itu mereka juga menjadikan musik yang mereka mainkan sebagai alat untuk menyampaikan protes, kritik, kemarahan, dan kemuakan mereka terhadap peraturan-peraturan yang ada, termasuk sistem dan norma-norma yang ada di keluarga, masyarakat, agama, dan pemerintah. Mereka mengemas semua itu dengan musik yang kencang, berisik, dan berat dipadu dengan lirik yang kritis.

Sampai saat ini, belum ada defenisi yang kompak tentang apa itu underground. Karena tiap undergrounders (sebutan untuk musisi, penggemar, atau orang-orang yang peduli dengan underground) pasti punya jawaban masing-masing yang berbeda tentang underground. Musik underground itu lahir karena rasa jenuh dengan tren musik yang cengeng dan hampir semuanya membahas soal cinta. Akhirnya muncullah anak-anak muda yang benar-benar tidak peduli musik mereka laku atau tidak, disukai orang banyak atau tidak, yang penting mereka bisa menyalurkan aspirasi mereka melalui musik yang keras itu.

Tidak jelas kapan tepatnya musik underground lahir di Indonesia. Tapi yang pasti, musik underground d Indonesia muncul sebagai imbas dari tren musik Trash Metal di akhir tahun 80-an. Pada waktu itu “demam” Trash Metal sedang melanda remaja-remaja di dunia, yang dimotori oleh band-band cadas, seperti : METALLICA dan SEPULTURA. Dan akhirnya “demam” itupun sampai juga di Indonesia pada tahun 1987, yang jadi awal perkembangan metal di Indonesia, dan ditandai juga dengan munculna band-band metal lokal, seperti : ROTOR, SUCKERHEAD, ROXX, dsb. Tapi yang namanya tren, pastilah ada pasang surutnya. Hingga kemudian tren musik Trash Metal pun meredup dan hampir tak terdengar lagi.

Lalu di awal tahun 90-an, dunia musik Indonesia dihentakkan lagi dengan fenomena banyaknya bermunculan band-band cadas di kota-kota besar, seperti : Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, dsb. Dan mereka sepakat menyebut komunitas band dan musik mereka sebagai Underground, dengan jakarta dan Bandung sebagai basis terbesar komunitas underground pada masa itu. Komunitas yang didominasi oleh anak-anak muda penuh energi pemberontakan dan pembangkangan terhadap sistem dna norma-norma yang ada di masyarakat, dimana musik menjadi media penyaluran aspirasi mereka dan lirik sebagai senjatanya. Dalam sejarah kelahirannya, underground merupakan sebuah sikap yang berpihak terhadap perjuangan kaum tertindas dan anti kemapanan. Underground menyiratkan perlawanan dan muncul sebagai bentuk rasa ketidakpuasan terhadap tatanan sistem yang ada. Ketidakadilan, penindasan, dan kesewenangan merupakan sebagian kecil dari kebobrokan sistem yang kemudian melahirkan ide-ide dan ekspresi menyatu sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem yang ada saat ini.

Salah satu contoh band underground yang selalu menyuarakan pemberontakan dari awal berdirinya sampai sekarang adalah FORGOTTEN, yang berasal dari Ujung Berung - Bandung. Yang selalu mengundang kontradiksi bagi semua pihak dari lirik dan musiknya yang selalu mengundang adrenalin. Kemudian ada lagi HOMICIDE, band underground hip-hop yang selalu berorasi setiap kali manggung dan tidak jarang personil-personilnya ikut berdemonstrasi turun ke jalan, sebagai realisasi dari lirik-lirik protes mereka kepada pemerintah. Belum lagi nama-nama seperti KEPARAT, BALCONY, SERINGAI, BURGERKILL, KOMUNAL, dsb. Meski berbeda aliran musiknya, tapi intinya mereka tetap memainkan musik yang keras, dibalut dengan lirik-lirik yang kritis dan cerdas.

Itulah sedikit cerita tentang kaum underground yang berawal dari pembangkangan tapi lambat laun mereka mulai menuai sukses. Walaupun tren musik berganti dari tahun ke tahun, tapi underground tidak akan pernah mati, karena selama masih ada pemberontakan dalam diri anak muda, maka selama itu jugalah underground akan terus hidup.

22.8.08

Sejarah Singkat Black Metal

Musik Black metal pertama lahir di daratan Skandanavia. Band pertama yg ngusung nih aliran,Venom.Band2 yg juga ada di daratan eropa sana,ada Marduk,Mayhem,DimmuBorgir.Dan Band Dari Amerika tuh ada Cradle of filth.Nih band ngusung aliran musik Black dan Gothic Metal.Band2 beraliran musik ini Sebagian besar msh tetep tunjukin band2 mereka msh eksis di dunia musik underground.Dan serkarang yang di tanyain sama semuanya tuh,apakah semua band2 black metal di indonesia msh bs tunjukin eksistensi mereka di dunia musik underground? Sementara pandangan masyrakat terhadap nih musik kebanyakan selalu memandang sebelah mata.para masyarakat selalu mempunyai stereotype masing ttg Komunitas dan aliran musik ini.Mereka menaggap klo aliran musik ini dan komunitas ini selalu berhub dgn kriminal dan dpt merusak generasi bangsa.Sebenarnya klo mau di teliti lbh jauh lagi,merelka para masyarakat black metal gak pernah ngebuat gaduh.mereka tetep mau bersosialisasi sama masyarakat2 sekitar.Sekarang,hanya masalah kepercayaan antara masyarakat black metal dan masyarakat umum.Kami para black metal gak pernah utk bikin masalah sama masyarakat.Black metal di tanah air,hrs bertahan dan jgn pernah mati! Keep metal music!

Kronologi Gothic Metal

Aliran musik Gothic sebenarnya pertama kali muncul dari evolusi Punk, dan disebut musik Goth (juga sering disebut Gothic Rock). Aliran ini dipopulerkan oleh band The Cure, Bauhaus, Fields of Nephilim, dll pada awal 80an. Isi liriknya adalah tentang dark poetry, dunia khayal, romantisme, misteri, kematian, pemberontakan, kehidupan sehari-hari, solusi untuk keluar dari kesedihan, dll.

Masuk pertengahan 80an muncul band-band yang membawakan aliran baru yang terinspirasi dari Goth (masih berasal dari Inggris). Contoh band-band Industrial adalah sebagai berikut: Skinny Puppy, The Neon Judgement, Borghesia, dll. Aliran musik ini ditandai dengan penggunaan alat musik sintesis (synths) seperti drum machine, dan electronic distortion. Serupa dengan musik electronica, namun musik Industrial lebih keras (seperti suasana pabrik) dan menggunakan tema lirik Goth. Dari aliran ini muncul lagi aliran musik lain seperti Electronic Body Music (EBM) dan Darkwave.

Pada akhir 80an/masuk era 90an, muncul aliran Gothic Metal yang juga diperkenalkan oleh band-band asal Inggris seperti Paradise Lost, My Dying Bride dan Anathema. Irama musik Gothic Metal adalah evolusi dari pencampuran musik Death Metal dan Black Metal, dengan mengangkat tema lirik musik Goth dengan sedikit penambahan tema baru: era Gothic (tahun 1700an), konfrontasi, alam gaib, dsb. Ciri khas Gothic Metal ditandai dengan penggunaan karakter “Beauty and the Beast”, yaitu penggunaan dua orang vokalis (biasanya terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan). Vokalis perempuan menggunakan karakter suara operatic dan seriousa (Beauty), sedangkan vokalis laki-laki menggunakan karakter suara growl dan scream (The Beast). Tempo aliran musik ini dimainkan dengan tempo yang agak lambat, tidak sekeras dan secepat musik Metal lainnya. Gothic Metal kemudian berkembang di beberapa negara di Eropa (Norwegia, Swedia, Polandia, Jerman, dll), dengan menambahkan ciri khas musiknya sendiri.

Berikut band-band Goth/Gothic Rock/Gothic Metal yang cukup dikenal antara lain:
-Lacrimosa
-Tristania
-Therion
-Nightwish
-Krypteria
-Draconian
-Tiamat
-Epica
-Theatres des Vampires
-The Cure
-Bauhaus
-Fields of Nephilim
-Paradise Lost
-dll.

10.8.08

Rock Dalam Lintasan Sejarah

1950-an: Rock ‘n’ roll mulai menyebar di Amerika Serikat. Dua musisi paling berpengaruh adalah Chuck Berry dan Bo Diddley. Terpesona, musisi Inggris pun menyerap dan memainkan rock ‘n’ roll. Tapi, mulai akhir 1950-an, mereka lalu mengembangkan apa yang disebut sebagai British rock. Dan pada awal 1960-an musisi Inggris - The Beatles, The Rolling Stones, The Yardbirds, The Animals — memulai apa yang belakangan disebut serbuah Inggris (British Invasion)

1964-1974: Periode antikemapanan, kontra-budaya. Mulanya hanyalah pemberontakan terhadap norma-norma sosial pada 1950-an. Tapi lalu, bersamaan dengan pecahnya Perang Vietnam, menjadi gerakan melawan kemapanan dalam arti luas. Muncul folk-rock, yang dimulai oleh Bob Dylan. Populer pula psychedelic rock, yang lalu mengilhami lahirnya apa yang belakangan disebut progressive rock. Lahirnya heavy metal.

1970-an: Pasca-antikemapanan, ketika korporasi mulai melihat potensi keuntungan besar dari pertunjukan grup-grup rock di stadion berkapasitas besar. Masa- masa kelahiran arena rock, soft rock, classic rock. akhir 1970-anawal

1980: Disko, punk, dan new wave juga lahir pada periode ini: disko sejak 1972, ketika saksofonis Manu Dibango merilis Soul Makosa; punk menjelang akhir 1970- an, sebagai reaksi terhadap komersialiasi progressive rock; new wave pada masa yang hampir bersamaan dengan punk, sebagai bentuk lain dari punk, lebih ”nyeni”.

1980-anRock kian bercabang-cabang. Lahir glam metal dan instrumental rock. Mulai muncul rock alternatif. 1990-an: Grunge, yang lahir dan berkembang dari Seattle, Amerika Serikat, menyingkirkan glam metal. Britpop muncul dan berkembang di Inggris. Gerakan indie rock mulai tumbuh.

1995-2000: Gelombang baru alternatif, punk, rap rock. Nu metal lahir.

2000-kini:Tren retro. Dominasi hip hop di Amerika Serikat.

Linkin Park (Sejarah)

Linkin Park adalah grup musik beraliran nu metal yang berasal dari Aguora Hills, California, di Amerika Serikat. Mereka sempat beberapa kali berganti nama, antara lain Xero, Hybrid Theory, hingga nama Linkin Park sampai sekarang. Nama “Linkin Park” sendiri merupakan plesetan dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park.

Sebelum Chester Bennington menjadi vokalis Linkin Park, Mark Wakefield lebih dulu menjadi vokalisnya. Namun, ia keluar dari Linkin Park – saat itu menggunakan nama Hybrid Theory – untuk menjadi manajer grup musik Taproot. Bassis Dave Farrell alias “Phoenix” juga pernah keluar sebentar dari Linkin Park untuk mengikuti tur bersama band lamanya, Tasty Snax. Sedangkan 4 personil lainnya – Brad Delson, Mike Shinoda, Joe Hahn, dan Rob Bourdon – selalu bertahan di Linkin Park sejak awal pembentukannya.

Linkin Park telah merilis 3 album studio, yaitu [[Hybrid Theory], Meteora, dan Minutes to Midnight. Linkin Park juga merilis album Live in Texas, Reanimation, dan Collision Course, serta Hybrid Theory EP. Linkin Park sukses dalam mempopulerkan lagu-lagunya seperti Crawling, In the End, Numb, Somewhere I Belong, dan What I’ve Done. Secara total, album-album Linkin Park telah terjual sebanyak 50 juta keping

Sejarah

Awal mula

Awal pembentukan Linkin Park yaitu pertemuan Mike Shinoda dan Brad Delson (gitaris Linkin Park) di kelas 7. Lalu mereka membentuk band bernama Xero. Brad juga bermain untuk band Relative Degree, salah satu personilnya yaitu Rob Bourdon (drummer Linkin Park). Mike berkenalan dengan Rob melalui Brad dan Rob bergabung dengan Xero. Saat kuliah, Brad berkenalan dengan Dave “Phoenix” Farrell (bassis Linkin Park) yang merupakan teman sekamar Brad. Mike, yang mengambil jurusan ilustrasi di Universitas Seni Pasadena, bertemu dengan Joe Hahn (turntablis Linkin Park). Kemudian, Dave Farrell dan Joe Hahn bergabung bersama Xero. Dave sempat meninggalkan Xero untuk bergabung kembali ke band lamanya, Tasty Snax.

Mulanya, mereka merekrut Mark Wakefield sebagai vokalis, lalu diambil alih oleh Chester Bennington (mantan vokalis Grey Daze) sampai sekarang, sedangkan Mike lalu jadi rapper. Sialnya, karena nama Xero sudah dipakai grup lain, mereka terpaksa mengganti nama menjadi Hybrid Theory. Lalu, Hybrid Theory menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman bernama Warner Bros. Records setelah sukses meluncurkan EP yang bertajuk Hybrid Theory EP pada tahun 1999 sebanyak seribu keping

Sekali lagi, mereka terpaksa mengganti nama karena nama Hybrid Theory mirip dengan nama grup musik Hybrid yang berasal dari Wales. Daripada dianggap band yang sama, mereka memilih berubah nama lagi menjadi Linkin Park. Nama itu diambil Chester dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Agar bisa mengelola situs web sendiri, Chester mengubah ejaannya menjadi Linkin Park. Setelah itu, mereka berhasil membeli situs web linkinpark.com.

Hybrid Theory

Linkin Park saat konser di Praha, Ceko.

Linkin Park saat konser di Praha, Ceko.

Linkin Park meluncurkan album pertamanya, Hybrid Theory, pada tanggal 24 Oktober 2000 dengan singel pertama One Step Closer. Namun, yang lebih terkenal adalah singel Crawling dan In the End. Lagu ini telah membuat Linkin Park menjadi populer. Penjualan album itu melebihi 15 juta keping. Linkin Park lalu merilis edisi spesial dari Hybrid Theory, dengan 2 lagu baru High Voltage dan My December (lagu).

Linkin Park lalu merilis album aransemen ulang dari Hybrid Theory, Reanimation. Album ini pun meraih kesuksesan dengan penjualan kira-kira 10 juta kopi. Singelnya, Pts.Of.Athrty, tidak sepopuler singel di Hybrid Theory, namun cukup terkenal. Linkin Park, melalui Mike Shinoda dan Joseph Hahn, juga sempat bekerja sama dengan band The X-ecutioners dalam pembuatan singel It’s Goin’ Down. Linkin Park juga membentuk kelompok fans mereka bernama Linkin Park Underground, serta mulai mengadakan tur sendiri bernama Projekt Revolution, setelah sering diundang ke festival musik.

Meteora

Tanggal 25 Maret 2003, Linkin Park merilis album kedua bertitel Meteora. Nama tersebut diambil dari nama tempat ibadah di atas puing-puing di Yunani. Album ini juga meraih kesuksesan dengan penjualan kira-kira 11 juta kopi. Singelnya adalah Somewhere I Belong, Faint, Numb, From the Inside, Lying from You, dan Breaking the Habit.

Meteora memenangkan banyak penghargaan. Antara lain Penghargaan MTV kategori “Video Rock Terbaik” untuk lagu “Somewhere I Belong” dan “Penghargaan Pilihan Pemirsa” (Breaking The Habit). Linkin Park juga memenangkan penghargaan lain yaitu “Penghargaan Musik Radio 2004″, “Penghargaan Artis Tahun Ini” dan “Penghargaan Lagu Tahun Ini” melalui lagu “Numb”. Mesikpun album Meteora tidak sesukses Hybrid Theory album ini masuk 3 besar penjualan album di Amerika Serikat tahun 2003.

Linkin Park juga mengadakan Projekt Revolution Tour ke-2 serta sibuk ikut konser. Di sela-sela waktu itu, Linkin Park berhasil menyelesaikan rekaman album konser mereka, “Live In Texas“, yang berisi lagu-lagu saat konser Linkin Park di Texas.

Proyek sampingan

Mike Shinoda saat diwawancarai oleh MTV Thailand di Bangkok, Thailand.

Mike Shinoda saat diwawancarai oleh MTV Thailand di Bangkok, Thailand.

Atas permintaan MTV, Linkin Park berkolaborasi dengan Jay Z dalam album “Collision Course“. Materi album ini adalah remix dari sebagian lagu-lagu Linkin Park dalam album “Hybrid Theory” dan “Meteora” serta lagu-lagu Jay Z dalam album “Blueprint” serta “The Black Album“. Album tersebut dirilis tahun 2004 dan menghasilkan 2 singel, yaitu Numb/Encore yang mendapat penghargaan Grammy kategori “Lagu Rap Terbaik” dan “Kolaborasi Terbaik”.

Pada tahun 2005, Linkin Park lebih mengutamakan konser amal. Mereka membantu korban tsunami pada bulan Desember 2004 dalam konser bertajuk Music For Relief. Linkin Park juga membantu mengumpulkan uang untuk korban Badai Katrina tahun 2004. Sementara itu, Mike Shinoda bergabung dengan Fort Minor dalam album “The Rising Tied“. Chester Bennington juga punya proyek solo yang dinamai Snow White Tan yang selanjutnya populer dengan nama Dead By Sunrise. Lalu, Linkin Park pergi ke Jepang tahun 2006 untuk mengikuti festival musik populer di Jepang, yaitu Summer Sonic.

Minutes to Midnight

Pada tahun 2006, mereka mulai merekam materi untuk album terbaru Linkin Park, yaitu “Minutes To Midnight“. Banyak yang mengkritik Linkin Park karena sering tertunda peluncurannya. Walaupun begitu, Linkin Park menjamin bahwa album tanggal 14 Mei 2007 ini pantas untuk dikoleksi. Menurut Linkin Park, mereka menamai album barunya “Minutes To Midnight” (menit-menit menuju tengah malam) karena adanya isu nuklir di bumi ini yang dapat menghancurkan dunia pada saat tengah malam.

Sebanyak 100 lagu demo telah diciptakan namun hanya 12 yang dimasukkan ke dalam album. Tidak heran kalau album ini direkam selama 14 bulan. Dalam album Minutes To Midnight, unsur musik nu metal kurang kental. Walaupun demikian, album ini tetap digemari. Buktinya adalah album ini terjual hampir sebanyak 625 ribu kopi dalam pekan pertamanya (sebuah rekor dalam tahun 2007). Album studio ketiga ini diproduseri oleh Mike Shinoda dan Rick Rubin, mantan personil Beastie Boys. Singel pertamanya, “What I’ve Done“, sudah mulai diputar di radio pada tanggal 2 April 2007. Minutes To Midnight juga menduduki tangga teratas Billboard. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Linkin Park merilis singel keduanya, yaitu “Bleed It Out“. Dan, pada bulan Oktober, Linkin Park akan merilis singel “Shadow of the Day“.

Lagu “No Roads Left” bisa didapatkan melalui pemesanan lewat iTunes. Sementara lagu “Qwerty” bisa didapatkan di EP berjudul Linkin Park Underground v6.0.

Jenis musik

Aliran

Chester Bennington, vokalis Linkin Park, saat konser di The Globe Arena di Stockholm, Swedia.

Chester Bennington, vokalis Linkin Park, saat konser di The Globe Arena di Stockholm, Swedia.

Pada awal pembentukannya, Linkin Park beraliran rock. Setelah masuknya seorang DJ atau turntablis bernama Joe Hahn, Linkin Park mengganti alirannya menjadi hip-hop. Namun, pada album Hybrid Theory, Linkin Park mengganti lagi alirannya menjadi nu metal dan rapcore. Demikian juga pada album Meteora, hanya saja Linkin Park juga menambahkan unsur elektronika.

Pada album Minutes To Midnight, segalanya berubah total. Linkin Park benar-benar mengurangi unsur nu metal secara spesifik. Sebagai gantinya, Linkin Park menggunakan aliran alternative rock. Ini jelas sebuah eksperimen mengingat kesuksesan Linkin Park dengan genre nu metal dalam album sebelumnya. Tetapi, ternyata eksperimen itu berhasil.

Teknis

Linkin Park jarang menggunakan teknik melodi gitar namun petikan gitar. Selain itu, rap dari Mike Shinoda sering muncul di banyak lagu. Terkadang Chester berteriak dalam beberapa lagu.

Lagi-lagi, perubahan terjadi di album Minutes To Midnight. Linkin Park mengurangi unsur rap dari Mike. Rapnya hanya ada di 2 lagu, yaitu Bleed It Out dan Hands Held High. Sementara vokal Chester lebih dominan dibanding sebelumnya. Linkin Park juga bermain lebih lembut.

Linkin Park Underground

Ini adalah kelompok penggemar Linkin Park yang dibentuk tahun 2001. Jika bergabung dengan LPU (singkatannya) maka bisa memperoleh merchandise khusus untuk anggota LPU. Seperti kaus, asbak, buku, dan album mini (EP).

Logo lama Linkin Park.

Logo lama Linkin Park.

  1. Chester Benningtonvokal
  2. Rob Bourdondrum
  3. Brad Delsongitar
  4. Dave “Phoenix” Farrellbass
  5. Joseph Hahnturntable, sampling
  6. Mike Shinodabacking vocal, sampling, rap, keyboard, gitar

Mantan Anggota

  1. Mark Wakefield – Vokal
  2. Scott Koziol – Bass (Stand-in)
  3. Kyle Christener – Bass (Stand-in)

Diskografi

Artikel utama: Diskografi Linkin Park
  1. Xero Sampler Tape
  2. Hybrid Theory EP
  3. Hybrid Theory - 24 Oktober 2000
  4. Reanimation
  5. Meteora - 25 Maret 2003
  6. Live In Texas
  7. Collision Course
  8. Minutes to Midnight - 14 Mei 2007

Beberapa band yang berhubungan dengan Linkin Park

  1. Fort Minor - Proyek sampingan Mike Shinoda
  2. Dead By Sunrise - Proyek sampingan Chester Bennington
  3. Hybrid Theory - Nama lama Linkin Park
  4. Xero - Nama lama Linkin Park
  5. Tasty Snax - Band lama Dave “Phoenix” Farrell
  6. Grey Daze - Band lama Chester Bennington

Sejarah Singkat Metal Lokal

"Metal itu masuk Indonesia sekitar awal 80-an. Dan ini terlambat 10 tahun dari scene metal dunia. Di tahun 80-an inilah demam thrash metal melanda seluruh anak muda di dunia, termasuk di Indonesia. Era ini ditandai dengan bermunculannya band-band macam Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura.

Dalam waktu singkat, demam metal merambah kota-kota besar di Indonesia kayak Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang hingga Bali. Era inilah yang membidani lahirnya scene metal lokal pertama di Indonesia.

Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Hanya saja pergerakannya pada waktu itu nggak terlalu signifikan.

Titik balik yang memicu tumbuhnya scene metal Indonesia adalah kedatangan Sepultura pada tahun 1992 dan Metallica pada tahun 1993. Penampilan dua dedengkot metal ini menjadi awak pergolakan scene metal Indonesia. Yah, pasca kedatangan mereka, scene metal lokal bergeliat dengan maksimal.

Bukti otentiknya dalah dengan dirilisnya debut album milik Roxx, selftitle. Kebanyakan metalhead Indonesia mengaku kalo ini adalah salah satu album metal legendaris dan fenomenal.

Album metal Indonesia pertama adalah debut album Roxx, bukan Godbless. Album pertama dan kedua Godbless itu hanya rock biasa. Mereka baru bersinggungan dengan metal pada album ketiga, Semut Hitam.

Setelah itu, Rotor yang yang sempat sukses membuka konser Metallica yang fenomenal itu juga merilis album Trash Metal -Major labelnya yang pertama di Indonesia- Behind The 8th Ball (AIRO). Setelah itu Sucker Head merilis album pertamanya, The Head Sucker.

Di era awal ini, jenis yang berkembang adalah speed dan thrash metal. Setelah itu semuanya terus berkembang dan subgenre yang lebih ekstrem mulai mewabah di scene metal lokal.

Berikutnya adalah band-band beraliran Death Metal, Brutal Death Metal, Grindcore, Black Metal hingga Gothic/Doom Metal.

Aliran-aliran yang disebutkan barusan adalah bentuk pengembangan yang lebih ekstrem dari jenis metal yang sudah ada. Pada masa ini ada band macam Grausig, Trauma, Tengkorak, Betrayer, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, band Grindcore Tengkorak adalah yang pertama yang merilis mini album secara independen di jakarta pada tahun 1996. Judul albumnya It's A Proud To Vomit Him. Terobosan Tengkorak membuat banyak band metal lainnya tertarik untuk membuat mini album untuk mewadahi lagu-lagunya yang belum terlalu banyak untuk dirilis sebagai album.

Oke...Cukup mengenai gambaran metal era awal. Bagaimana dengan metal sekarang?

Metal yang berkembang di era sekarang rada berbeda dengan pendahulunya. Setelah era Nu Metal awa tahun 2000-an, jenis metal yang digemari saat ini merupakan bentuk perkembangan signifikan akulturasi metal genre musik lainnya, macam Hardcore. Jadilah subgenre macam metalcore, screamo.

Band metal generasi baru mulai menunjukkan taringnya. Beberapa yang lumayan kedengeran adalah Killed By Butterfly dan Saint Loco.

Naiknya beberapa band generasi baru ini juga turut didukung oleh kemajuan teknologi. Yah, saat ini sangat mudah menerapkan asas DIY (Do It Yourself)

Saat ini semuanya bisa dikerjakan sendiri, mulai dari penggarapan materi album, mendesain cover album, promosi, sampai mendistribusikan album. Sekarang juga udah banyak yang bisa bikin acara metal sendiri. Kalo dulu itu kita harus nungguin band metalnya naik panggung dulu di acara gabungan.

Begitu pula dari segi komunitas, berkembang lebih luas. Sekarang aja udah mulai banyak cewek yang mulai menyukai musik-musik keras.

Avenged Sevenfold : Siap-siap band metal bullshit!

Ini dia nih salah satu band jaman sekarang yang OK! Kalo didengerin secara sepintas, kayaknya sih band Nu Metal biasa. Tapi simaklah secara seksama. Mana ada band Nu Metal yang lagunya rata2 berdurasi 5 menitan? Mana ada band Nu Metal yang begitu apik membalut Heavy Metal, Punk Rock, Hardcore dan Pop? Mana ada band Nu Metal yang begitu 'trashy' and 'ugly' tapi tetep 'cool'? Intinya mana ada band Nu Metal yang sekeren Avenged Sevenfold?

Avenged Sevenfold amat sangat terlalu canggih kalo di sejajarkan dengan band2 Nu Metal ato band2 ABG standar lainnya. Mereka punya skill diatas rata2, terutama The Rev, drummernya yang 'mewarnai' di setiap lagu dengan double pedal yang menderu tiada henti. Vokal M. Shadows mengingatkan gw sama Mike Ness dari Social Distortion. Gitarnya (Synyster Gates dan Zacky Vengeance) mirip2 Iron Maiden!

Saat semua orang berpikir musik Rock udah mati, mentok, gak mungkin ada inovasi lagi, Avenged Sevenfold muncul dengan konsep musik yang fresh. Mereka sukses menggabungkan musik Rock modern dengan kejayaan Rock jaman dulu, terutama Iron Maiden. Ya, Sum 41 juga mempunyai referensi yang sama, tapi belakangan mereka jadi menjijikkan. Beda dg Avenged Sevenfold yang gw jamin bakal tetep keren...Rock on!